Beban Hati Seorang Pemimpin
Kalangan Sendiri

Beban Hati Seorang Pemimpin

Lori Official Writer
      107

Ayat Renungan: Nehemia 2: 17 - "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."

 

Ketika Tuhan memanggil orang untuk memimpin, Dia juga memanggil mereka untuk melayani. Inilah yang dilakukan Nehemia saat Tuhan memanggil dia untuk memimpin pembangunan reruntuhan tembok Yerusalem. Ia bukan hanya seorang juru minuman di istana Raja Persia, tetapi juga seorang hamba Tuhan yang peduli terhadap bangsanya. Ketika mendengar keadaan Yerusalem yang hancur, Nehemia tidak menutup mata. Ia rela mengambil risiko besar dengan meninggalkan kenyamanan posisinya demi melaksanakan tugas Allah.

Yang menarik, Nehemia tidak datang dengan sikap seorang penguasa yang memerintah dari atas. Ia terlebih dahulu mengamati, berjalan di reruntuhan, dan merasakan langsung kondisi tembok yang roboh. Ia ingin mengerti sepenuhnya beban yang harus ditanggung bangsa Israel. Baru setelah itu ia mengajak umat berkata, “Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela." (Nehemia 2: 17).

Ajakan itu bukan sekadar instruksi, tetapi undangan untuk bergerak bersama. Nehemia menunjukkan teladan: ia tidak hanya menyuruh, melainkan juga turun tangan ikut bekerja.

Kepemimpinan Nehemia lahir dari ketaatannya pada Tuhan. Ia berani melangkah karena tahu beban itu berasal dari Allah, bukan ambisinya sendiri. Keyakinan inilah yang membuatnya kokoh ketika menghadapi tantangan. Dalam setiap ajakannya, Nehemia menekankan “kita” bukan “aku”. Inilah ciri khas seorang pemimpin sejati—ia bukan mencari kehormatan bagi dirinya, melainkan mengajak orang lain bersama-sama mengalami karya Tuhan.

Pesan ini relevan bagi kita semua. Mungkin kita bukan seorang pemimpin resmi di organisasi atau gereja, namun di rumah, pekerjaan, atau komunitas, Tuhan memanggil kita untuk menjadi teladan yang melayani. Kepemimpinan bukan soal jabatan, tetapi tentang kesediaan untuk mengangkat orang lain, melihat kebutuhan mereka, dan berjalan bersama mereka menuju pemulihan.

Tuhan tidak hanya mencari orang pintar atau berpengaruh, tetapi orang yang mau melayani dengan hati. Sama seperti Nehemia, kita dipanggil untuk berkata: “Mari kita bangun kembali,” baik itu keluarga, pelayanan, atau bahkan kehidupan pribadi yang runtuh.

 

Action Praktis:

Apa satu hal yang Tuhan panggil Anda untuk lakukan? Apakah Anda bersedia untuk berdiri dan memperjuangkan hal tersebut sekalipun tampak sulit? Sama seperti Nehemia, mari belajar melakukan sesuatu dalam hidup kita sebagai jawaban atas kebutuhan orang lain. 

 

Hidup Anda berharga, dan Tuhan tidak pernah melepaskan tangan-Nya dari Anda. Hari ini adalah kesempatan baru untuk membuka hati dan membiarkan kasih-Nya memulihkan setiap luka. Jika Anda rindu didoakan, butuh teman berbagi dan membutuhkan bimbingan rohani, hubungi kami dengan klik banner di bawah.

Ikuti Kami